Palu, Sulawesi Tengah – Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura didampingi Asisten II Bidang Perekonomian Rudi Dewanto mengikuti Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama TPID Pusat. Bertempat, di Ruang Kerja Gubernur. Rabu, (8/2/2023)
Pada kesempatan tersebut Gubernur juga didampingi Karo Ekonomi Yuniarto Pasman, Kepala BPKAD Bahran, Kadis TPH Nelson Metubun, Kadis Perhubungan Sisliandy, Kepala BI Perwakilan Sulteng Dwiyanto Cahyo Sumirat, Dinas Perindag, Dinas Bulog, Badan Pusat Statistik, Dinas Sosial, Kadin dan Bappeda.
Dalam paparannya, Kepala BPS RI Margo Yuwono menjelaskan bahwa Inflasi yang terbaik adalah inflasi yang tidak terlalu tinggi dan fluktuasinya bisa di prediksi sehingga berbagai kebijakan baik pelaku usaha dan pemerintah bisa memperkirakan keputusan-keputusan dalam produksi maupun kebijakan lainya didalam mengendalikan daya beli masyarakat.
Inflasi di Januari 2023 relatif lebih rendah yakni ; 5,28 % dibandingkan inflasi di Desember 2022 dan Januari sebelumnya. Kemudian, Penyumbang inflasi secara nasional yakni ; bensin 1,07 %, bahan bakar rumah tangga 0,24 %, beras 0,24 %, tarif angkatan udara 0,19 % dan rokok kretek filter 0,17 %.
Selama periode 2022, inflasi komponen harga bergejolak didorong oleh momentum hari besar nasional, gagal panen akibat anomali cuaca dan kenaikan harga komoditas dunia.
“Inflasi yang rendah, stabil dan dapat diprediksi adalah inflasi yang terbaik untuk perekonomian” Ujarnya
Komoditas beras dalam beberapa bulan terakhir mengalami inflasi secara persisten, pada Desember 2022 dan Januari 2023 beras merupakan penyumbang andil inflasi tertinggi.
Ia juga menegaskan arahan Presiden terkait dengan kenaikan air minum PAM, tentunya hal ini perlu dilakukan dengan cermat karena akan berpengaruh pada inflasi dimana pada tahun 2022 tarif air minum PAM mengalami inflasi sebesar 5,12 %.
Kemudian, kebijakan kenaikan tarif cukai rokok memberikan dorongan peningkatan harga rokok. rokok merupakan salah satu komoditas yang dikonsumsi oleh masyarakat. Olehnya, berdasarkan historis harga rokok dinaikan sepanjang tahun sebagai respons terhadap kenaikan tarif cukai.
Adapun penyumbang kenakan harga pada Minggu ke- 1 Februari 2023 yaitu ; pada level Provinsi, bawang merah dan beras menyumbang kenaikan harga di 13 Provinsi. Demikian juga, pada level Kabupaten dan Kota, beras menyumbang kenaikan harga di 114 Kab/Kota dan bawang merah menyumbang kenaikan harga di 101 Kab/Kota.
Dalam arahanya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kerja sama dan kolaborasi yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah terkait sehingga inflasi per Januari 2023 mengalami penurunan 5,28 %.
“Alhamdulillah berkat kerja keras kita semua baik pusat dan daerah pada Januari 2023, angka inflasi kita turun 5,28 %.”
Selanjutnya, Mendagri juga menjelaskan bahwa perlu mewaspadai penyumbang inflasi terbesar pada bulan lalu adalah angkutan udara 1,81 %, bahan bakar rumah tangga 0,85 %, bensin 0,81 %.
Untuk itu, Mendagri Tito Karnavian berharap seluruh kepala daerah, TNI dan stakeholder untuk melakukan gerakan tanam yakni ; cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan holtikultura.
“Jangan bosan dengan rakor inflasi ini, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak”Ujarnya
Mendagri juga meminta untuk membuat gerakan tanam di kelurahan dan membangun sentra-sentra pertanian berbasis hidroponik, polibek dan lainya disamping untuk ketahanan pangan, ramah lingkungan, kebersihan dan oksigen.
“Kita harus optimis, kita akan mencapai angka inflasi 4 %. Artinya, harga barang-barang terjangkau dan cukup tersedia sehingga tidak terjadi gejolak.”ucap Mendagri mengakhiri arahanya
Turut hadir : Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama Kementrian/Lembaga, Panglima TNI, Polri, Bappenas, Gubernur dan Bupati/Walikota se-Indonesia.
Sumber : Humas Pemprov. Sulteng
Leave A Comment